Bandung - Secara kualitas, aplikasi buatan mahasiswa tidak kalah dengan developer profesional. Namun kurangnya modal dan motivasi kerap kali membuat para mahasiswa yang memiliki potensi mengembangkan aplikasi, khususnya aplikasi mobile, jadi tidak percaya diri.
"Secara kualitas, mereka tidak kalah," ungkap Manager Service Management Telkomsel Jabar, Sri Bimo Ariyanto saat berbincang dengan detikINET, Selasa (10/5/2011) saat ditanya mengenai potensi pengembang konten lokal di kalangan mahasiswa.
Walau secara kualitas karya mahasiswa ini tidak kalah, namun rupanya potensi mahasiswa ini belum optimal tergarap. Kurangnya motivasi dan modal menjadi faktor penghambat berkembangnya potensi tersebut.
"Kalau dibilang layak dan tidak, ya pasti layak. Cuma mereka (mahasiswa-red.) ada yang belum berani memulai. Mereka punya potensi dan bakat. Ini yang harus didorong dan diberi kepercayaan," kata pria yang akrab dipanggil Bimo ini.
Sadar akan hal tersebut, Bimo mengungkapkan bahwa Telkomsel memiliki kepentingan untuk ikut mengembangkan potensi aplikasi dan konten lokal.
"Aplikasi dan konten yang ada saat ini masih banyak produk dari luar. Padahal peluangnya sangat besar jika mereka mau masuk ke dalam bisnis ini. Dengan 100 juta pelanggan kita, ini sangat menjanjikan," katanya.
Bimo pun menegaskan bahwa pihaknya juga komitmen untuk memberikan dukungan pada developer serta mahasiswa yang memiliki potensi untuk berkarya. Salah satunya dengan membuka pasar.
"Kita siap menerima aplikasi dan konten buatan mahasiswa. Kita bisa menjadi fasilitator untuk penjualan. Kita memiliki komitmen untuk membangkitkan inovasi karya anak bangsa. Sekarang banyak market yang bisa memasarkan karya. Tidak perlu content provider, personal pun bisa. Misalnya di Apple Store ataupun di Android Market. Tinggal register saja," katanya.
Namun, sebelum karya tersebut dilempar ke pasaran perlu diadakan ujicoba terlebih dahulu. Telkomsel pun memfasilitasi hal tersebut.
"Kita membuat semacam lab kecil-kecilan untuk ujicoba pembuatan aplikasi. Sebelum dilempar ke pasaran kita trial dulu. Salah satunya yang coba dijalin dengan kampus-kampus berbasis TIK," jelasnya.
( afz / ash )
0 komentar:
Post a Comment