Friday, September 21, 2012

Ericsson Pasok Infrastruktur LTE SingTel di Singapura



Perusahaan penyedia perangkat telekomunikasi Ericsson menjalin kemitraan dengan operator seluler SingTel, untuk memperluas cakupan jaringan LTE di Singapura, Senin (17/9/2012). Ericsson menyediakan peralatan dan solusi telekomunikasi Long Term Evolution (LTE) di frekuensi 1.800MHz dan 2.600MHz.

Solusi yang akan diberi Ericsson antara lain: multi standar jaringan akses radio RBS 6000, Evolved Packet Core dan Evolved Packet Gateway di RSK 8000 Smart Service Router.

CEO Consumer Singapore SingTel Yuen Kuan Moo mengatakan, jaringan LTE SingTel ditargetkan dapat mencakup 80% kawasan Singapura pada akhir 2012. Dan target pada awal 2013, jaringan LTE SingTel diharap telah mencakup seluruh kawasan Singapura.

"Pembangunan ini kami lakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, dan meningkatkan produktivitas kerja pelanggan," kata Kuan Moo.

Penetrasi penggunaan smartphone di Singapura mengalami peningkat tinggi. Data Ericsson ConsumerLab baru-baru ini mencatat, Singapura menempati posisi pertama dalam hal kepemilikan smartphone (penetrasi 74%) dan posisi kedua pada kepemilikan tablet (31% penetrasi) secara global.

Menurut Kuan Moo, pertumbuhan trafik data dari perangkat mobile ini memaksa SingTel untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatan data internet melalui jaringan LTE.

Tak hanya jaringan LTE, SingTel mengklaim juga melakukan upgrade jaringan 3G hingga kecepatan 42MHz menggunakan teknologi Double Carrier (DC-HSPA).

Hubungan kerjasama SingTel dengan Ericsson telah terjalin lama, sejak penyelenggaraan jaringan 2G di Singapura. "Ericsson telah menjadi mitra SingTel untuk penyebaran infrastruktur jaringan," kata Nicholas Seow, President and Country Manager Ericsson for Singapore and Brunei.

Ia menambahkan, kerjasama Ericsson dan SingTel meliputi instalasi infrastruktur hingga jasa optimalisasi radio.

Ericsson telah menandatangani kontrak 88 infrastruktur LTE di 38 negara di 5 benua. Dengan ini, Ericsson mengklaim menguasai pangsa pasar broadband dan mobile LTE, yang mecakup 305 juta pelanggan dari total 455 juta pelanggan LTE secara global.

Thursday, September 20, 2012

Hal-hal yang Perlu Diketahui Tentang LTE

Perusahaan telekomunikasi dan operator seluler di negara maju sedang gencar menawarkan layanan jaringan nirkabel LTE. Begitupun produsen perangkat mobile, makin giat menawarkan produk yang mendukung jaringan LTE.

LTE disebut-sebut sebagai jaringan nirkabel tercepat saat ini, sebagai penerus jaringan 3G. LTE bahkan diklaim sebagai jaringan nirkabel yang paling cepat pertumbuhannya.

Jaringan LTE hingga saat ini belum tersedia di Indonesia. Sehingga, tak sedikit masyarakat yang belum mengetahui apa itu LTE.

Long Term Evolution, atau LTE, merupakan standar baru untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatan jaringan saat ini. LTE menggunakan radio yang berbeda, namun tetap menggunakan dasar jaringan GSM / EDGE dan UMTS / HSPA. LTE sering disebut dengan istilah 4G (generasi keempat), untuk membedakannya dengan jaringan 3G.

LTE pertama kali diadopsi oleh operator seluler TeliaSonera di Stockholm dan Oslo pada 14 Desember 2009.

Kecepatan LTE

Kecepatan maksimum LTE bisa mencapai 299.6Mbps untuk mengunduh dan 75.4Mbps untuk mengunggah. Namun, operator seluler yang telah menyediakan jaringan ini, masih membatasi kapasitas dan kecepatan untuk pelanggannya. Pemerintahan di suatu negara juga punya cara yang berbeda mengatur pengalokasian rentang pita frekuensi.

Mengapa frekuensi LTE berbeda di setiap negara?

Pada dasarnya LTE bisa berjalan di seluruh frekuensi. Namun, penyelenggaraan jaringan LTE di setiap negara, bisa jadi berada di spektrum frekuensi yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan spektrum frekuensi yang diatur oleh pemerintah dan operator seluler yang mendapatkan lisensi LTE.

Selain itu, beberapa frekuensi juga telah digunakan untuk layanan lain. Di Indonesia misalnya, frekuensi 700MHz digunakan untuk siaran TV analog, dan frekuensi 2.600MHz, dipakai untuk layanan televisi satelit berlangganan.

Ini menjadi salah satu alasan, mengapa frekuensi LTE di setiap negara bisa jadi tidak sama. Sehingga, negara dan operator seluler memilih untuk menyelenggarakan LTE di frekuensi yang tersedia.

Frekuensi yang umum digunakan untuk LTE

Di Asia, frekuensi 1.800 MHz dan 2.600 MHz menjadi frekuensi yang umum digunakan untuk penyelenggaraan LTE. Frekuensi ini digunakan oleh Singapura, Hong Kong, Korea Selatan dan beberapa negara Eropa.

Di Jepang dan Amerika Serikat, LTE berjalan di frekuensi 700MHz atau 2.100MHz.

Sekedar catatan, beberapa negara juga menggunakan frekuensi 800MHz dan 850MHz untuk LTE.

Smartphone LTE belum bisa digunakan secara global

Sering dijumpai sebuah smartphone atau tablet LTE tidak dapat mengaktifkan jaringan LTE-nya di suatu negara.

Tablet iPad generasi 3 misalnya, tidak dapat menjalankan LTE di Australia. Hal ini disebabkan cip antena radio di iPad generasi 3 tidak mendukung jaringan LTE di frekuensi tertentu.

Tak hanya iPad, Apple juga membuat iPhone 5 model GSM dalam dua versi dukungan frekuensi LTE.

Pertama, iPhone 5 (GSM) Model A1429 yang mendukung jaringan LTE di frekuensi 2.100MHz, 1800Hmz, dan 850MHz. Namun, ia tak mendukung LTE di frekuensi 700MHz.

Kedua, iPhone 5 (GSM) Model A1428 mendukung jaringan LTE di frekuensi 700MHz. Nampaknya, Apple akan mengirimkan iPhone 5 model ini untuk Amerika Serikat dan Kanada saja.

Namun, seiring banyaknya operator seluler yang menyediakan jaringan LTE, tak menutup kemungkinan para produsen smartphone dan tablet akan membekali cip radio universal untuk produknya agar mendukung jaringan LTE di seluruh frekuensi.

Biaya masih mahal

Harga berlangganan layanan LTE saat ini memang relatif lebih mahal. Wajar saja, LTE memberi kecepatan akses data yang lebih cepat ketimbang 3G.

Tak sedikit pelanggan LTE di negara maju, yang sangat memperhatikan penggunaan kapasitas data yang telah mereka gunakan agar tagihan kartu seluler mereka tidak membengkak.
Sumber http://tekno.kompas.com

Wednesday, September 19, 2012

LTE, Jaringan Nirkabel dengan Pertumbuhan Tercepat

Teknologi jaringan Long Term Evolution atau LTE diklaim sebagai jaringan nirkabel dengan pertumbuhan tercepat. Karena LTE mendapat banyak dukungan dari perusahaan penyedia alat dan solusi telekomunikasi, operator seluler, serta pembuat perangkat mobile.

Global mobile Suppliers Association (GSA) mendaulat LTE sebagai jaringan nirkabel dengan adopsi tercepat.

Hal senada juga diungkapkan lembaga riset Strategy Analytics, yang memprediksi ada 90 juta orang yang berlangganan LTE pada akhir tahun ini, dan 1 miliar orang pada 2017.

LTE diusulkan sebagai standar internasional oleh NTT DoCoMo dari Jepang pada 2004. Setelah melewati penelitian dan pengembangan oleh berbagai pihak, LTE pertama kali dikomersialkan untuk publik oleh operator seluler TeliaSonera di Stockholm dan Oslo pada 14 Desember 2009.

Setelah itu, beberapa negara maju memutuskan akan mengadopsi LTE.

Strategic Marketing Manager Ericsson, Warren Chaisatien mengatakan, operator seluler Telstra dari Australia mendeklarasikan diri akan menyelenggarakan LTE pada Maret 2010. Lalu pada September 2010, Telstra mulai mengkomersialkan LTE di Australia.

"Penyelenggaraan LTE di Australia tak hanya menguntungkan bagi industri telekomunikasi, tapi juga seluruh industri yang butuh akses internet super cepat," kata Warren yang berkantor di Australia.

Menurut data GSA yang dirilis September 2012, saat ini ada 96 operator seluler di 46 negara yang telah menawarkan jaringan LTE secara komersil. Di Asia Pasifik, ada 7 negara yang telah menyelenggarakan LTE, yakni Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Singapura, Australia, Filipina, dan India.

Kemudian, 347 operator seluler di 104 negara telah berkomitmen dan mulai melakukan investasi untuk infrastruktur LTE. Investasi ini bisa berupa uji coba atau penelitian dan pengembangan teknologi LTE.

Di Indonesia, 3 operator seluler (Telkomsel, Indosat dan XL Axiata) telah melakukan uji coba LTE.

Kebutuhan menyelenggarakan jaringan LTE juga disebabkan oleh meningkatnya penetrasi penggunaan smartphone dan tablet, yang makin sering dipakai untuk mengunduh aplikasi dan konten. Sehingga, operator seluler merasa perlu menambah kapasitas dan kecepatan akses data.

Di Singapura misalnya, penetrasi penggunaan smartphone mencapai 150% lebih. Sedangkan menurut data Ericsson ConsumerLab yang baru-baru ini dirilis, Singapura menempati posisi pertama dalam hal kepemilikan smartphone (penetrasi 74%) dan posisi kedua pada kepemilikan tablet (31% penetrasi) secara global.

Chaisatien mengatakan, pertumbuhan adopsi LTE lebih cepat 2 sampai 3 tahun dibandingkan 3G.

Dukungan lain terhadap LTE juga datang dari produsen smartphone dan tablet, yang mulai membuat produk dengan dukungan LTE. Hingga kini tercatat ada belasan smartphone yang mendukung LTE, termasuk iPhone 5 besutan Apple.

Namun, hampir semua perangkat yang mendukung LTE itu dibanderol dengan harga mahal, dan belum sepenuhnya mendukung jaringan LTE di seluruh frekuensi.
Sumber http://tekno.kompas.com

8 Fakta Menarik Tentang Google



Google telah lama berjaya sebagai mesin cari internet terpopuler di dunia. Tidak hanya di mesin pencari, Google pun tenar di bidang yang lain, misalnya di pasar smartphone dengan OS Android.

Google didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin pada tahun 1998. Sampai saat ini, keduanya masih aktif menjadi pemimpin Google dengan Larry Page menjadi pejabat CEO.

Berikut beberapa fakta menarik tentang Google yang mungkin tidak banyak diketahui, seperti dikutip detikINET dari Mashable.

 1. Google Doodle pertama
Google sering mendandani desain mesin carinya, yang biasanya berkaitan dengan peristiwa atau perayaan penting tertentu. Julukannya adalah Google Doodle. Namun pada masa awalnya, Google Doodle tidak dibuat untuk merayakan peristiwa tertentu.

Pada tahun 1998, Google Doddle pertama muncul. Kala itu, Brin dan Page pergi berkunjung ke festival bernama Burning Man dan tidak bisa mengurusi Google. Karyawan yang lain pun sedang libur.

Maka didesainlah Google Doddle dengan lambang Burning Man untuk menunjukkan pada pengakses bahwa mereka sedang keluar kantor. Rupanya, mereka harap dimaklumi jika tidak bisa membenarkan masalah teknis, misalnya jika ada crash tertentu di Google.

2. Storage dari Lego

Pada tahun 1996, Google masih dalam tahap percobaan. Mereka membuat storage pertamanya yang hanya berkapasitas 40 GB. Uniknya, bahan pembuatan casingnya dari Lego, mainan yang bisa disusun menjadi bentuk-bentuk tertentu.

Apa alasannya Lego dipilih menjadi konstruksi storage Google pertama ini? Kabarnya karena Lego mudah dimodifikasi dan biayanya murah. Maklum kala itu, Google baru bermodal sangat sedikit.

3. Tweet pertama

Google bergabung juga di Twitter, situs mikroblogging yang sedang tenar saat ini. Pesan pertama mereka diposting pada Februari 2009. Mau tahu apa postingannya?

“I’m 01100110 01100101 01100101 01101100 01101001 01101110 01100111 00100000 01101100 01110101 01100011 01101011 01111001 00001010.” Konon artinya adalah “I’m feeling lucky”, salah satu frase terkenal Google.

4. Menyewa kambing

Google terkenal niat merayakan April Mop, hari di mana banyak orang melakukan keisengan. Mereka bahkan pernah menyewa cukup banyak kambing dari pertenakan bernama California Grazing.

Pada lelucon tahun 2009 itu, Google mengaku menyewa kambing untuk memotong rumput liar yang tumbuh di sekitar kantor pusatnya. Memakai kambing dinilai lebih ramah lingkungan ketimbang mesin pemotong rumput. Akhirnya, diketahui sewa kambing ini hanya keisengan April Mop ala Google.

5. Google jadi kosa kata

Saking populernya, Google akhirnya dianggap sebagai kata dan masuk dalam kamus bahasa Inggris bergengsi. Kamus Merriam Webster dan Oxford English Dictionary memasukkan kata Google sebagai verb atau kata kerja.

Tidak dapat dipungkiri, Google memang begitu identik dengan mesin cari online. Jika ingin mencari sesuatu, cukup banyak orang berkata googling saja!.

6. Menggemari anjing

Google dikenal sebagai perusahaan yang ramah terhadap kehadiran anjing. Karyawan diizinkan membawa anjing ke kantor, dengan catatan si anjing perilakunya tidak mengganggu.

Cukup banyak karyawan dan pejabat Google membawa anjing kesayangannya ke kantor. Seperti Yoshka pada gambar di atas, adalah anjing kepunyaan Urs Holzle, Senior VP Operations Google.

7. Snack pertama

Google juga dikenal sangat memanjakan karyawannya, misalnya dalam soal makanan. Sampai saat ini, tersedia makanan lezat gratis untuk para pekerja Google, karena sejak awal Google tidak ingin pegawainya kesulitan mencari makanan.

Nah, snack pertama Google diketahui adalah Swedish Fish, yang berisi beragam permen kenyal. Snack ini diberikan pada tahun 1999, pada masa awal berdirinya Google.

8. Ada 'dinosaurus' di kantor Google

Kantor pusat Google di Mountain View dikenal dengan suasananya menyenangkan. Fasilitasnya lengkap, dekorasinya pun sangat fun sehingga membuat karyawan betah berlamal lama bekerja.

Di salah satu sudutnya, ada pemandangan unik. Yaitu replika kerangka dinosaurus jenis T Rex. Tampaknya, bekerja di kantor Google jauh dari kata membosankan.

Fino Yurio Kristo - detikinet
Selasa, 18/09/2012 13:06 WIB

Tuesday, September 18, 2012

Apple: iPhone 5 orders topped 2M in 24 hours