Jakarta - Tidak banyak ponsel Android yang memadukan keyboard qwerty seperti pada HTC Desire Z. Selain manambah fungsional, ponsel ini juga memiliki tampilan yang cukup memposona. Beberapa bulan <a href="http://us.detikinet.com/read/2010/06/15/123145/1378566/317/masuk-indonesia-htc-desire-dibanderol-rp-6-juta-an"" lalu </a" , HTC merilis <a href="http://us.detikinet.com/read/2010/06/22/134716/1383777/406/htc-desire-ponsel-pintar-yang-nanggung"" Desire </a" yang diposisikan sebagai ponsel Android paling canggih besutan vendor asal Taiwan tersebut. Namun belum genap setahun, HTC resmi <a href="http://us.detikinet.com/read/2010/10/08/093251/1458840/406/htc-desire-hd-dan-z-si-kembar-beraksen-tegas"" memperkenalkan </a" penggantinya Desire HD dan Desire Z. Perbedaan utama kedua ponsel tersebut adalah, Desire HD memiliki bentang layar seluas 4,3 inchi dengan dapur pacu paling canggih sedangkan Desire Z hadir dengan layar lebih kecil 3,7 inchi dan sebuah keybord fisik qwerty. <img src="http://tukangngegame.blogdetik.com/files/2010/12/desire-1.jpg" alt="" width="500" height="300" /" Pesona HTC Desire Z Tidak dipungkiri jika Desire Z memiliki tampilan yang menggoda. Berbalut metal, dengan sebuah optical track pad di bawah layar, seakan menambah citra elegan pada produk ini. Dan tinggal sliding , maka sebuah keyboard qwerty mungil akan terlihat. Meski tiap tuts berukuran kecil, namun tetap cukup nyaman digunakan untuk mengetik sms, email, terlebih lagi pengguna bisa memadukannya dengan navigasi sentuhan. Pastinya membuat proses membuat pesan atau dokumen akan lebih cepat. Karena berwujud ponsel slide , Desire Z memiliki ketebalan yang cukup tinggi yakni, 14,2 mm. Hal tersebut masih harus ditambah dengan beratnya yang mencapai 180 g. Bobot yang cukup menggangu ketika diletakkan di dalam saku. Selain bobot dan ketebalan yang cukup menggangu, engsel penopang layar Desire Z juga terlihat agak ringkih. Meski tak dipungkiri jika sebenarnya tata letak kedua engsel tersebut cukup kokoh karena ada sebuah pengait yang menyatukan. Ketika ditutup, kedua bagian ponsel terliat betumpu dengan rapih dan tidak ada celah sedikit pun. Sehingga pengguna bisa dengan percaya diri menggenggam Desire Z tanpa dibayangi bagian yang terasa goyang. <img src="http://tukangngegame.blogdetik.com/files/2010/12/desire-2.jpg" alt="" width="500" height="300" /" Beralih ke S-LCD Berbeda dengan Desire generasi awal yang menggunakan layar AMOLED. Desire Z atau pun Desire HD sama-sama menggunakan layar S-LCD. Perbedaannya? Tentu saja kedalaman warna sedikit berkurang. Meski demikian, ponsel yang menggunakan layar ini justru lebih nyaman ketika digunakan untuk membaca buku digital. Ketika disentuh, layar Desire Z cukup responsif, mulus tanpa ada kendala seperti terdahulunya. Hal dikarenakan ponsel ini tetap mengusung layar capacitive dengan dukungan multitouch. Untuk resolusi masih tidak ada bedanya dengan Desire pertama, sama-sama mengusung 800 X 480 pixel dengan kedalaman 16 juta warna. Selain itu, HTC juga mempertahankan khas Sense UI yang sudah sedikit dimodifikasi. Perubahan kecil terletak pada bagian home sceen. Pengguna kini menjumpai shorcut khusus --di sebelah tombol phone-- yang berfungi untuk mengubah tampilan. Mulai dari scene, wallpaper, skin, widget, atau pun suara bisa dirubah melalui fitur ini. <img src="http://tukangngegame.blogdetik.com/files/2010/12/desire-4.jpg" alt="" width="500" height="375" /" Tampilan Desire Z boleh saja cukup mempesona dengan sebuah keyboard qwerty fisik yang nyaman, lantas bagaimana performanya? Simak ulasan selanjutnya di detikINET .
( eno / wsh )