Jakarta - Layanan penyimpanan online, Dropbox, dituding melakukan kebohongan publik. Sebuah komplain diajukan yang mungkin berlanjut ke penyelidikan.
Dropbox adalah layanan penyimpanan online yang makin populer. Layanan ini memungkinkan pengguna menyimpan file yang selalu tersinkron antara beberapa komputer dan bisa saling berbagi.
Seperti dikutip detikINET dari Wired, Senin (16/5/2011), seorang peneliti keamanan menuding layanan tersebut telah melakukan kebohongan soal keamanan layanan mereka.
Adalah peneliti bernama Christopher Soghoian yang menyebut Dropbox melakukan kebohongan. Ia pun melaporkannya ke Federal Trade Comission (FTC) yang bisa jadi akan dilanjutkan dengan penyelidikan oleh lembaga tersebut.
Menurut Soghoian, Dropbox menyatakan file milik pengguna terenkripsi dan bahkan tak bisa dibuka leh karyawan Dropbox sendiri. Namun menurutnya, hal itu tidak benar, karyawan nakal menurutnya bisa saja mengakses file milik pengguna.
Soghoian juga mengatakan, sebuah perusahaan yang mengincar pelanggaran hak cipta secara massal oleh pengguna Dropbox juga bisa memiliki akses pada file pengguna.
Pihak Dropbox menolak tudingan tersebut. "Jutaan orang menggantungkan diri pada layanan kami setiap hari dan kami bekerja keras agar data mereka selamat, aman dan privasinya terjaga," tutur Julie Supan, jurubicara Dropbox.
Pihak FTC sendiri belum memberikan pernyataan soal komplain tersebut. Belum ada kepastian apakah Dropbox akan diselidiki atau tidak.
Di situs Dropbox, pernyataan soal enkripsi pun telah berubah. Berikut adalah versi awalnya:
All files stored on Dropbox servers are encrypted (AES256) and are inaccessible without your account password.
Kemudian berubah menjadi:
All files stored on Dropbox servers are encrypted (AES 256).
( wsh / wsh )
0 komentar:
Post a Comment