Tak Sekadar Efisiensi, BlackBerry Harus Berinovasi
Jakarta - Research In Motion (RIM) kini telah mengeluarkan jawaban untuk menghadapi persaingan di ranah gadget TI dunia. Efisiensi, itulah dalih yang digunakan sang produsen BlackBerry dengan keputusannya memangkas 2.000 orang karyawan.
Pun demikian, permasalahan yang ada di tubuh RIM sejatinya bukan hanya soal bagaimana mereka dapat mereduksi biaya perusahaan. Satu hal yang juga penting adalah soal inovasi.
Ya, kritikan pedas inilah yang belakangan sempat dilontarkan terhadap vendor asal Kanada itu. Mereka bak terlena dengan meroketnya popularitas BlackBerry beberapa waktu lalu, sehingga kemudian tak sadar jika para pesaingnya telah berlari lebih cepat untuk dapat menyalip RIM.
RIM dengan gadget andalan BlackBerry-nya dinilai kurang mampu berinovasi untuk menghadirkan sebuah perangkat yang wah. Hal yang paling mudah dilihat adalah terkait bagaimana model BlackBerry yang sudah keluar sekarang, dianggap tidak revolusioner!
Adapun ponsel yang dinanti -- seperti BlackBerry Bold 9900 -- belum jelas kapan dirilis ke pasaran. Ponsel pintar yang masih berstatus 'baru dipamerkan' ini memang patut ditunggu lantaran sudah menjalankan BlackBerry OS 7 yang digadang-gadang memberi pengalaman baru dan memiliki kemampuan layar sentuh, meski tetap tak melepas atribut keyboard qwerty yang sudah identik dengan BlackBerry.
Di sisi lain, para pesaing terberat BlackBerry -- seperti iPhone 4 dan deretan smartphone Android -- sudah melangkah lebih jauh. Kredit khusus pun patut dialamatkan kepada perangkat Android, dimana produk ini memiliki basis yang sangat kuat.
Mulai dari nama besar Google di balik platform mobile yang digunakan, Android. Ditambah dengan sederet vendor ponsel yang sudah memiliki rangkaian produk perangkat genggam Android.
Executive Chairman Google Eric Schmidt pun mengakui, jika kekuatan terbesar Android ada di banyaknya dukungan vendor ponsel di belakang OS robot hijau itu.
"Setiap pengguna memiliki banyak keinginan berbeda, termasuk untuk urusan ponsel. Dan Android coba mengakomodir hal ini dengan menyediakan beragam ponsel yang beraneka ragam sesuai kebutuhan pengguna," tukasnya, dalam acara Google Mobile Revolution beberapa waktu lalu.
Lalu bagaimana dengan RIM sendiri? Hingga saat ini, posisi mereka bisa dibilang sulit. Desakan perubahan pun sudah dilontarkan para investornya hingga ke level atas. Khususnya pemecahan kekuasaan yang saat ini masih dipegang duet Mike Lazaridis dan Jim Balsillie.
Desakan persaingan pun memuncak hingga saat RIM mengumumkan bakal mem-PHK sekitar 2.000 orang karyawannya. Jumlah tersebut adalah sekitar 11% dari seluruh karyawan RIM.
Selain pemberhentian sejumlah karyawan, RIM juga mengumumkan bahwa Chief Operating Officer (COO) mereka akan pensiun. Don Morrison, sang COO yang saat ini sedang cuti kesehatan, berencana pensiun setelah 10 tahun mengabdi di RIM.
Seperti dikutip detikINET dari AFP, Selasa (26/7/2011), dengan diberhentikannya 2.000 karyawan tersebut, total pekerja RIM akan sejumlah 17 ribu orang. Pekerja yang terkena PHK akan diberitahu mulai minggu ini.
"Penurunan jumlah pekerja diyakini sebagai langkah penting dan bijaksana demi kesukesan perusahaan dalam jangka panjang. Pekerja di perusahaan ini sebelumnya telah meningkat empat kali lipat dalam lima tahun terakhir," demikian pernyataan RIM.
Tentu menarik disimak nantinya apakah kebijakan PHK ini akan membuat RIM kian bertaji. Yang pasti, menurut analis teknologi Shaw Wu, RIM menekan jumlah karyawan untuk menekan biaya sekaligus mengoptimalkan operasional perusahaan.
"Namun di sisi lain, apakah dengan jumlah karyawan yang lebih sedikit mereka bisa menjalankan performa bisnisnya. Selain itu, para pesaing mereka (Apple, Google dan Microsoft) terus menggelontorkan investasi secara agresif," tukasnya, dikutip detikINET dari LA Times.
Singkat kata, RIM boleh saja telah menambal pengeluaran mereka. Namun di sisi lain, mereka juga harus mencari cara untuk mencari roda pemasukan bagi perusahaan. Untuk itu dibutuhkan suatu inovasi agar kembali dilirik pengguna.
Sumber detik com
0 komentar:
Post a Comment