Jakarta - Layanan email Yahoo atau Gmail memang sudah begitu populer di jagad internet. Namun jika ukurannya adalah keamanan data, tak ada salahnya melirik layanan email lokal. Terlebih bagi anggota DPR.
Pengamat sekuriti dari Vaksincom, Alfons Tanujaya mengatakan, layanan email yang sudah menggunakan 'https' di url-nya secara sistem keamanan itu cukup aman, ketimbang yang masih mengusung 'http'.
Nah, layanan email yang sudah menggunakan 'https' ini adalah Gmail, sedangkan Yahoo baru menuju ke sana. "Digunakannya https ini begitu penting untuk keamanan. Karena kalau tidak, ketika mengakses Wi-Fi di tempat bebas, orang yang di sebelahnya dapat mudah menyusup tanpa diketahui," ujarnya.
Sistem keamanan di Yahoo dan Gmail juga sudah cukup lengkap dengan keberadaan penghalau malware dan antispam di dalamnya. "Hanya saja untuk spam ini masih sulit dikendalikan karena ada revenue stream dan pelakunya sulit ditangkap," tukas Alfons.
Namun jika konteksnya adalah keamanan data, ia melanjutkan, layanan email lokal lebih direkomendasikan. Terutama bagi kalangan penting macam anggota DPR. Hal ini terkait keberadaan server dari layanan lokal tersebut yang tidak ditempatkan di negara lain.
Seperti Yahoo dan Gmail misalnya, server mereka ditempatkan di negara asalnya, yakni Amerika Serikat (AS). "Jadi pemerintah AS bisa saja mengakses konten-konten email tersebut kalau mereka mau. Coba bayangkan jika email anggota DPR yang isinya seputar masalah negara itu berada dalam kondisi ini, tentu saja bisa jadi korban spionase," jelasnya.
Alfons mengimbau, para anggota jangan menggunakan layanan email asing jika tengah membicarakan atau mengkoordinasikan masalah kebijakan negara. Lebih baik menggunakan layanan email lokal.
Jika hal itu menyangkut urusan pribadi memang tidak begitu krusial. Namun siapa yang berani menjamin jika dalam email gratisan itu mereka tidak membicarakan masalah pekerjaan yang terkait kebijakan negara?
"Secara kemampuan dan reliable (layanan) email lokal tidak kalah kok, mungkin soal kebiasaan saja. Kalau perlu kontak penyedianya dan katakan email ini untuk kepentingan negara, sehingga bisa dijaga keamanannya dengan lebih ketat," lanjutnya.
Pun demkian, akan lebih baik lagi jika setiap individu dari anggota dewan itu memiliki email personal yang bernaung dalam domain resmi DPR. "Mudah dan murah kok, tinggal mengelolanya saja. Itu lebih bagus kemana-mana, daripada memakai email gratis melulu," Alfons menandaskan.
Ramainya polemik email anggota DPR ini sebenarnya berawal dari kisah di KJRI Melbourne, pada Rabu 27 April malam waktu setempat. Saat itu para pelajar Indonesia di Australia meminta agar anggota DPR memberi alamat email.
Tapi ternyata alamat email yang diberikan yakni komisi8@yahoo.com palsu alias tidak ada. Alhasil tayangan diskusi penyebutan email itu pun menjadi sindiran dan lelucon di youtube.
Sementara itu, Ketua DPR Marzuki Alie yang coba berkomentar malah dengan bangga menyebut akun emailnya bernaung di Yahoo. "Email saya, Marzuki_alie@yahoo.co.id," umbar Marzuki, Kamis (5/5/2011).
( ash / fyk )
0 komentar:
Post a Comment