Tuesday, May 3, 2011

Indonesia Dorong Open Source ke ASEAN

Jakarta - Sebagai ketua dalam program flagship Open Source System (OSS) di ASEAN Workshop to Draft The Implementation Plans of Commite in Science and Technology (COST) Flagship Programmes, Indonesia berharap OSS jadi pilihan sistem operasi yang digunakan di kawasan Asia Tenggara.

Indonesia dipandang oleh negara-negara ASEAN telah mampu dan berhasil membangun OSS sebagai pilihan perangkat lunak yang bisa digunakan. Untuk itu, dalam kesempatan ini Indonesia akan menunjukkan pengalamannya dalam membangun dan mengembangkan open source.

"Indonesia akan berjuang mewujudkan visi 2015 yang telah disepakati oleh para menteri riset dan iptek se-ASEAN," kata Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata saat berbincang dengan detikINET usai membuka acara di Novotel Bandung, Jalan Cihampelas, Selasa (3/5/2011).

Ada 6 program flagship yang diusung dalam APAST. Keenam program tersebut adalah sistem peringatan dini untuk pengurangan risiko kebencanaan, biofuels, aplikasi dan pengembangan open source system (OSS), pangan, kesehatan serta perubahan iklim. Program-program flagship ini kemudian disepakati dalam pertemuan ASEAN COST pada tahun 2010 untuk diimplementasikan hingga tahun 2015.

Indonesia dipercaya sebagai ketua untuk memimpin pembahasan program flagship untuk aplikasi dan pengembangan OSS dan sistem peringatan dini untuk pengurangan resiko kebencanaan.

"Kita bertekad menjadikan OSS sebagai pilihan perangkat lunak yang layak dan dapat digunakan di seluruh negara ASEAN. Baik untuk bidang industri, penelitian, akademik ataupun ke end user. Dalam hal ini masyarakat luas," paparnya.

Sedangkan untuk sistem peringatan dini untuk pengurangan resiko kebencanaan, lanjut Suharna, Indonesia akan mewujudkan sistem pemantauan operasional untuk gempa bumi, tsunami, kabut kebakaran hutan dan banjir.

"Kita punya pengalaman dan berdasarkan pengalaman ini kita berharap bisa menggabungkannya sebagai sebuah sistem secara regional yang bisa memberikan peringatan dini bagi semua negara-negara ASEAN," katanya.

Dalam kegiatan ini, program flagship lainnya, seperti pengembangan biofule diketuai oleh Malaysia, pangan oleh Thailand, kesehatan oleh Singapura dan perubahan iklim diketui bersama antara Filipina dan Vietnam.

"Saya harapkan pertemuan ini tidak hanya menghasilkan roadmap implementasi dari 6 program flagship tersebut. Tapi juga bisa menghasilkan strategi untuk melibatkan entitas lainnya seperti sektor swasta dan industri. Sehingga dengan sinergi tersebut bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi secara nasional ataupun regional ASEAN," tukasnya.




( afz / ash )

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

Post a Comment