Monday, September 12, 2011

Panggil RIM, Kominfo Lontarkan Isu Pabrik BlackBerry

Panggil RIM, Kominfo Lontarkan Isu Pabrik BlackBerry

Jakarta - Pertemuan antara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Research In Motion (RIM) dijadwalkan bakal terjadi minggu ini. Topik tambahan yang akan dilontarkan pada pertemuan tersebut adalah untuk mengklarifikasi soal pabrik BlackBerry yang baru saja dibangun di Malaysia.

Menurut Kepala Humas dan Pusat Informasi Kementerian Kominfo Gatot S. Dewa Broto, pihaknya sudah mengirimkan surat panggilan dan produsen BlackBerry itu pun dikatakan telah memberi konfirmasi kedatangannya.

Pembangunan pabrik BlackBerry memang tengah menjadi isu panas yang mendera produsen smartphone itu di Indonesia. Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) sebelumnya mengaku kecewa dengan keputusan RIM yang lebih memilih Malaysia ketimbang Indonesia sebagai pusat produksi BlackBerry untuk kawasan Asia.

"Mengecewakan. Meski keputusan tetap di tangan RIM, namun jumlah pengguna di sini yang cukup banyak harusnya jadi pertimbangan," keluh anggota BRTI Heru Sutadi, beberapa waktu lalu.

Namun apa daya, palu sudah diketuk dan perusahaan asal Kanada itu telah memutuskan untuk membangun pabrik pembuatan BlackBerry di Penang, Malaysia. Negeri Jiran dianggap sebagai tempat yang pas untuk memperkuat pangsa pasar RIM di Asia, termasuk Indonesia.

Padahal, Indonesia merupakan basis pengguna BlackBerry terbesar di wilayah Asia Tenggara dengan angka lebih dari tiga juta pelanggan. Angka ini diyakini masih akan terus bertambah seiring gencarnya aktivitas pemasaran RIM bersama mitra-mitranya. Indonesia sendiri memiliki pasar seluler dengan angka lebih dari 180 juta pelanggan.

"Ya, dalam pertemuan di minggu ini, kami sekalian minta klarifikasi mereka (RIM-red.) soal pabrik BlackBerru di Penang, Malaysia. Nanti akan kita lihat kemungkinannya," tukas Gatot.

Selain soal pabrik BlackBerry, Kominfo-RIM sejatinya sudah ada tiga pokok bahasan yang harus diselesaikan segera. Tiga hal tersebut yakni terkait rencana pembangunan server BlackBerry di Indonesia, fasilitasi akses lawful interception (penyadapan) bagi penegak hukum, serta komitmen RIM untuk membangun sekitar 40 layanan purna jual alias BlackBerry Authorized Customer Care Center.

"Namun minggu ini bukan deadline-nya. Lebih kepada update posisi, sudah sejauh apa progres yang telah dilakukan RIM. Hal ini wajar karena kita belum sempat ketemu lagi," pungkas Gatot kepada detikINET, Senin (12/9/2011). ( ash / fyk )

Sumber detik com

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

Post a Comment