Tuesday, September 27, 2011

Menkominfo: Jangan Lebay Tanggapi Pabrik BlackBerry di Malaysia

Menkominfo: Jangan Lebay Tanggapi Pabrik BlackBerry di Malaysia

Bandung - Banyak pihak yang menyayangkan batalnya Reseach in Motion (RIM) membangun pabrik BlackBerry di Indonesia. Ini karena melihat jumlah pelanggan BlackBerry di Indonesia yang terbilang besar.

"Tidak usah diributkan. Karena pelanggannya di Indonesia besar terus kita harus sedih? Apa itu? Lebay itu mah kalau kata saya," kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring saat ditemui detikINET usai peringatan Hari Bhakti Postel ke 66 di Kantor PT Pos Indonesia Jalan Cilaki, Bandung, Selasa (27/9/2011).

Syarat yang diajukan oleh Kementerian Kominfo dituding membuat RIM mengurungkan niatnya untuk investasi di Indonesia. Tifatul pun membantah hal tersebut.

"Persyaratan apa yang menghalangi? Ngomong saja tidak pernah kita. Tidak bagus juga dilempar isunya ke sana ke mari. Belum ada kita bicara investasi," katanya.

Tifatul menambahkan bahwa investasi itu merupakan kewenangan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pihaknya hanya menjaga amanat undang-undang yang terkait dengan operasional perusahaan asing di Indonesia.

"Investasi itu urusannya dengan Pak Gita (Kepala BKPM Gita Wirjawan - red). Tapi sekali lagi itu uang orang, investasinya mau dimana itu haknya mereka. Mau di Burma, Filipina atau dimana terserah mereka. Kita tidak bisa mengatur perusahaan asing harus investasi di sini. Tapi kalau Pak Gita mau negosiasi, mengajak berunding untuk investasi di sini itu bagus-bagus saja," paparnya.

Beberapa hari ini sempat terjadi polemik tentang benar atau tidaknya RIM membangun pabrik Blackberry di Malaysia. Tifatul dalam sebuah kesempatan mengemukakan bahwa pembangunan pabrik BlackBerry di Malaysia masih sebatas wacana. Pendapat ini pun disanggah oleh Menteri Perindustrian MS Hidayat. Dirinya memastikan bahwa RIM membangun pabrik dan telah berproduksi di Malaysia, tak hanya itu dia juga memaparkan latar belakang mengapa RIM memilih Malaysia ketimbang Indonesia.

Tifatul saat disinggung hal tersebut cuma menanggapi dingin. Dirinya mengaku tidak khawatir dengan kenyataan bahwa RIM membangun pabrik di Malaysia.

"Saya tidak khawatir. Mau di lautan teduh atau mau dimana itu urusan mereka. Ini uang orang, urusan orang. Dan kita hanya jalankan undang-undang yang terkait dengan operasional mereka di sini," pungkasnya.



( afz / ash )

Sumber detik com

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

Post a Comment