Kasus Sedot Pulsa Juga Rugikan CP
Jakarta - Tak hanya pelanggan telekomunikasi yang jadi korban kasus sedot pulsa, namun ada juga content provider (CP) yang merasa dirugikan atas kasus ini.
Salah satunya adalah PT Kami Kaya Kreasi (3K) yang punya produk Bizring, mobile advertising lewat ring back tone alias RBT-ads.
"Terus terang kami juga merasa dirugikan gara-gara kasus sedot pulsa ini. Meskipun kami tak pernah sekalipun menyedot pulsa pelanggan, kami tetap harus memulai lagi dari awal," ujar Tohang, Chief Financial Officer PT 3K saat dihubungi detikINET, Jumat (21/10/2011).
Layanan RBT-ads Bizring memang terpaksa memulai lagi dari awal. Sebab, terhitung 18 Oktober 2011, seluruh operator telekomunikasi mulai melakukan deaktivasi/unregistrasi semua layanan konten premium. Begitu pun dengan Bizring yang sejatinya tak mengenakan pulsa kepada pelanggannya saat berlangganan.
"Layanan mobile advertising RBT kami sudah di-reset ulang oleh Telkomsel, mitra ekslusif kami. Data pelanggan yang sebelumnya sudah mencapai 328 ribu di server kami juga sudah kami set ulang jadi nol. Kami berani diaudit untuk menunjukkan kalau kami ini bersih dan tidak curang," papar Tohang.
RBT-ads Bizring, dijelaskan olehnya, merupakan skema bisnis baru yang sebenarnya bisa menguntungkan semua pihak, mulai dari pelanggan pemilik nomor telepon, operator telekomunikasi, content provider, hingga pemasang iklan.
Bisnis simbiosis mutualisme ini, menurut Tohang, sangat berpotensi bisa tumbuh pesat asalkan semua dilakukan secara fair dan transparan.
"Di dalam bisnis RBT-ads ini, kami tak memotong pulsa pelanggan. Justru malah kami yang memberikan bonus pulsa kepada pelanggan untuk SMS lintas operator jika bermitra sebagai channel mobile advertising kami," jelasnya.
Pelanggan yang nomor teleponnya tidak menggunakan nada sapa atau RBT, diajak bekerja sama oleh Bizring sebagai mitra untuk sarana beriklan. Sebagai reward atas penyewaan sarana itu, pelanggan diberikan beragam bonus, mulai dari SMS gratis lintas operator, talktime, pulsa data, serta undian berhadiah setiap bulannya.
"Pemasang iklan pun juga diuntungkan karena pariwaranya bisa langsung didengarkan oleh ratusan juta penelepon potensial. Jadi di sini metode bisnisnya saling menguntungkan semua pihak, bukannya merugikan pihak tertentu, dalam hal ini pelanggan pemilik nomor ponsel," jelas Tohang.
Dalam metode bisnisnya, Bizring ditegaskan oleh Tohang, sudah mengikuti aturan regulasi dan kode etik layanan konten premium. Layanan RBT-ads ini, lanjut dia, juga tak bersifat memaksakan pelanggan.
"Kami punya dua metode pendaftaran, lewat SMS (ketik 1 kirim ke nomor 2100) dan internet (bizring.biz). Semua langkah pendaftaran dilakukan secara sadar oleh pelanggan dan gratis, tak ada biaya sepeser pun. Kami juga memberikan default setting 'No'. Jadi semua sudah sesuai aturan," papar Tohang lebih lanjut.
Semua biaya untuk bonus dan reward lainnya bagi pelanggan, kata Tohang berasal dari pihaknya hasil kerja sama dengan pengiklan.
"Terus terang, kami baru merintis bisnis ini sejak Juni 2011 ini. Dan pengiklan kami baru satu perusahaan. Jadi biaya yang dikeluarkan, kami yang tanggung sendiri semuanya di awal," tandas dia.
Sejauh ini, Bizring sendiri telah dua kali melakukan pengundian berhadiah berupa motor Scoopy, sepeda, laptop, BlackBerry, PS3, dan lainnya. Menurut Tohang, proses pengundiannya pun transparan dan fair karena dilakukan di hadapan notaris, perwakilan dari Departemen Sosial, kepolisian, dan perwakilan dari Telkomsel.
( rou / wsh )
Sumber detik com
0 komentar:
Post a Comment