Awas, WiFi Tempat Publik Rawan Disusupi
Jakarta - Perkembangan internet berdampak pada kian terbukanya wilayah dimana masyarakat bisa mengakses internet nirkabel alias hotspot atau WiFi. Pengunaannya memang mudah, namun awas, banyak ancaman yang menyertai. Pengguna pun harus hati-hati mengenali kondisinya.
Hingga saat ini akses WiFi diperkirakan telah digunakan oleh lebih dari 700 juta orang, dengan lebih dari 4 juta tempat hotspot di seluruh dunia. Sementara WiFi router setiap tahunnya diproduksi sebanyak 800 juta unit.
Berdasarkan temuan global research project yang dilansir oleh Online Security Brand Tracker, yang disampaikan oleh InSites Consulting dan analisa dari United Consultants, menyebutkan bahwa hampir separuh pengguna internet di dunia melakukan koneksi internet paling sering dengan menggunakan perangkat portabel. Dimana notebook menjadi perangkat yang paling populer (41%), diikuti netbook (3%), smartphone (2%) dan komputer tablet (1%).
Catatan penting dari pesatnya peningkatan baik teknologi maupun penggunanya yaitu terdapat korelasi searah dengan tingkat keamanan. Oleh sebab itu Cameron Camp, Malware researcher dari ESET menyampaikan beberapa advice untuk pengguna WiFi.
"Saat orang-orang berada di Airport seringkali mereka akan meluangkan waktu sementara menunggu jadwal penerbangan, dengan mengakses WiFi menggunakan laptop meski sekedar melihat dan membalas beberapa email," jelas Camp, dalam keterangannya, Jumat (5/8/2011).
"Apa yang tidak diketahui pengguna WiFi adalah resiko keamanan dari data terutama yang terkait dengan lalu lintas data yang terjadi saat memulai akses. Login credentials dan lalu lintas yang terjadi di dalam network akan terendus bahkan sebelum sebuah email terkirim melalui koneksi WiFi, begitulah umumnya modus pencurian data di dalam jaringan, tanpa terdeteksi," lanjutnya.
Satu hal yang sangat diwaspadai adalah ketika ada jaringan hotspot dengan nama yang tidak dikenal atau nama yang mirip dengan jaringan resmi. Tingkatkan kewaspadaan saat berada di dalam jaringan hotspot yang tidak aman, terutama akses yang tidak membutuhkan password.
Masalah bisa terjadi dari teknologi proxy, yang mampu mengintercept komunikasi WiFi, menangkap, mengcopy dan menyimpan copy data di komputer pelaku yang berada di local jaringan untuk kemudian mengirimkannya melalui jaringan WiFi yang sebenarnya.
"Gejala terjadinya scam bisa dirasakan dari melambatnya lalu lintas e-mail data Anda. Tetapi karena jaringan ramai oleh lalu lintas semua pengguna dalam jaringan, maka akan sulit untuk mengetahui bahwa lalu lintas data kita dibajak oleh pelaku scam," imbuh Camp.
ESET sendiri mengklaim memiliki solusi keamanan dalam produk ESET Smart Security 5 yang bakal menjadi versi terbaru Antivirus ESET. Produk ini dikatakan menyediakan fitur-fitur yang akan bermanfaat untuk mengamankan koneksi dan data para user saat melakukan koneksi WiFi.
Salah satunya adalah peringatan yang diberikan pada user untuk waspada kapanpun user terkoneksi dengan WiFi di tempat umum, untuk kemudian memberikan proteksi.
( ash / fyk )
Sumber detik com
0 komentar:
Post a Comment