Saturday, May 28, 2011

Angry Birds Bikin Open Source Lebih Sexy?

Jakarta - Selama ini, Linux tidak seberuntung MacOSX dan Windows dalam menjaring para gamers. Apalagi, sewaktu game populer Angry Birds (bandung.blogspot.com>Indonesia: Burung Marah) dirilis oleh Rovio Mobile di platform Iphone (iOS), Android, dan kemudian pada Mac dan Windows, boleh dibilang para pemakai desktop Linux hanya bisa berandai-andai saja, kapan game populer itu bisa dimainkan pada platform mereka.

Namun, penantian itu sudah berakhir. Kini games top Angry Birds dari Rovio bisa dimainkan online dan gratis di peramban Google Chrome, padahal peramban tersebut sangat mendukung platform linux. Lalu, apa konsekuensi manuver Rovio Mobile tersebut pada masa depan Linux (Open Source)? Apakah kedepannya platform Linux tidak lagi menjadi 'paria' dalam percaturan game komputer?


Manuver Rovio Mobile untuk Google

Bagi yang belum familiar dengan Angry birds, pada dasarnya game ini prinsipnya sangat sederhana. Namun kesederhanaan itulah yang menyebabkan ia disukai. Pada versi awal, Angry birds menjadikan berbagai tipe burung sebagai protagonis, dan babi-babi hijau sebagai antagonis. Yang harus kita lakukan sederhana, yaitu mengkatapel burung-burung tersebut, supaya mengenai babi-babi hijau, yang sering kali bersembunyi dibalik bangunan atau bungker.

Instalasi pada peramban Chrome sangatlah mudah, hanya tinggal menginstalasi melalui Chrome Web Store. Penulis sudah mencoba memainkan Angry Birds versi peramban Chrome pada Workstation Fedora Linux versi 13, dan game tersebut berjalan dengan sangat baik dengan kualitas grafis yang prima. Memang, game tersebut masih berupa versi beta. Namun tentunya ini adalah strategi marketing Rovio Mobile, supaya mengajak semakin banyak pemakai untuk menunggu pengembangan game berikutnya. Tentu saja, manuver ini sangat menguntungkan Linux/Open Source.

Karena hal ini akan menjadi teaser bagi user untuk mempertimbangkan platform Linux, dan developer game lainpun diharapkan tidak akan mau ketinggalan untuk develop game untuk peramban Chrome. Selama ini, salah satu superioritas platform Windows adalah dominasinya yang tak terkalahkan di bidang entertainment/game.

Setelah Angry Birds dapat dimainkan pada platform Linux, dominasi tersebut akan dipertanyakan. Sukses Angry Birds pada peramban Chrome adalah kesuksesan implementasi komputasi awan (Cloud Computing) dari Google itu sendiri.


Inspirasi dan sepak terjang Angry Birds

Jika kita melihat alur game Angry birds, maka bisa disimpulkan bahwa sang designer memang mengembangkannya berdasarkan lingkungan sekitarnya. Finlandia merupakan salah satu negara yang paling ketat dalam menentukan baku mutu lingkungan hidup, dan keberadaan burung adalah salah satu indikator bahwa lingkungan hidup tersebut sehat. Mudah ditebak, dalam suasana lingkungan yang hijau dan penuh kicauan burung, maka sang designer bisa mendapat ide Angry birds.

Rovio Mobile sendiri sudah bekerja sama dengan Google sebelum Angry birds versi peramban Chrome dirilis. Angry birds adalah game yang sangat populer pada platform Android, dan berbeda dengan platform iOS, pada Android game tersebut dibanderol gratis oleh Rovio Mobile.

Kedepannya, kita akan menyaksikan lebih banyak buah kerja sama dua perusahaan tersebut, karena Rovio Mobile nampaknya masih akan terus mengembangkan Angry birds dan game-game lain.


Hikmah Angry birds bagi perkembangan Linux/Open Source

Linux adalah sebuah plaform yang didirikan atas dasar idealisme. Berbeda dengan platform lain, Linux adalah platform yang sepenuhnya Open Source, dalam arti konsisten merilis semua souce code nya kepada publik. Bagi kalangan IT dan "Hard core computer scientist", Linux menawarkan fleksibilitas, efisiensi dan skalabilitas yang sukar ditandingi platform lain.

Hanya, keunggulan Linux tersebut akhirnya hanya dinikmati oleh kalangan yang sangat segmented, yaitu kelompok yang disebut diatas tersebut. End user, atau pemakai biasa seperti perkantoran, designer, mahasiswa (non) IT masih tetap setia dengan platform Windows dan MacOSX.

Sementara, Windows adalah satu-satunya platform yang menawarkan game paling lengkap pada desktop, dan hal ini menyebabkan pemakai Windows sukar beralih ke platform Linux/Open Source. Namun, strategi Google-Rovio Mobile untuk menyediakan Angry birds pada peramban Chrome adalah sebuah terobosan penting.

Mengapa? Sebab konsekuensi game 'dalam awan' adalah platform independen, dalam arti platform apapun yang digunakan tidak terlalu penting. Peramban Chrome tersedia dalam versi MacOSX, Windows, dan berbagai distro linux.

Hal ini menjadikan Linux memiliki potensi untuk mendapatkan 'limpahan' game. Diharapkan, semakin banyak developer yang mengembangkan game untuk peramban Chrome, sehingga Linux pun akan menjadi platform yang menarik bagi end user juga.







Arli Aditya Parikesit Tentang Penulis: Arli Aditya Parikesit,M.Si adalah Kandidat Doktor bidang Bioinformatika dari Universitas Leipzig, Jerman; Peneliti di Departemen Kimia UI; dan Vice Editor-in-chief Netsains.com. Ia bisa dihubungi melalui akun @arli_ap di twitter.






( fw / fw )

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

Post a Comment