Friday, April 15, 2011

XL Ingin SLI Seperti Bakrie Dapat Seluler

Jakarta - Jika pemerintah menggunakan Peraturan Menkominfo No. 1/2010 untuk memberikan lisensi seluler kepada Bakrie Telecom, maka regulasi yang sama bisa dijadikan rujukan untuk pemberian kode akses sambungan langsung internasional (SLI) bagi XL Axiata.

Demikian diharapkan Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi di sela Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (14/4/2011).

"Saya dengar sekarang ada pembahasan di pemerintah yang menimbang SLI akan diberikan melalui tender atau evaluasi. Bagi kami semua terserah prosesnya dan akan kita ikuti. Hal yang penting ada kepastian bahwa peluang untuk mendapatkan lisensinya," harap Hasnul.

XL menegaskan keinginannya mendapatkan lisensi SLI untuk meningkatkan layanan ke pelanggan dan memperluas pangsa pasarnya.

"Seperti posisi pada 2007, kami tetap menginginkan lisensi SLI untuk meningkatkan pelayanan ke pelanggan dan melengkapi lisensi yang dimiliki," kata Hasnul.

"Apalagi, masalah penyelenggaraan SLI itu sebenarnya hal yang lumrah dikerjakan oleh semua operator telekomunikasi," lanjut dia.

XL sejak mengikuti tender empat tahun lalu, ditegaskan Hasnul, sudah siap secara infrastruktur untuk menyelenggarakan jaringan SLI. Bahkan strategi pemasaran pun sudah disiapkan dengan memprioritaskan jasa bagi pelanggan sendiri.

"Sekarang kami memiliki sekitar 40,4 juta pelanggan. Prioritas jasa ini akan diberikan kepada mereka untuk memudahkan dalam melakukan panggilan SLI yang berkualitas," tuturnya.

Direktur Jaringan XL Axiata Dian Siswarini menambahkan, dari sisi jaringan telah digelar serat optik yang menghubungkan Batam-Johor Baru dan Dumai-Malaka, serta memperbanyak gateway.

"Tinggal disiapkan pembangunan Sentra Gerbang Internasional (SGI). Singkatnya, infrastruktur sangat siap," tukasnya.

Berdasarkan catatan, saat ini pemain SLI berbasis clear channel ada tiga yakni Telkom, Indosat, dan Bakrie Telecom.

Potensi pasar dari jasa SLI tahun ini berkisar Rp 3 triliun yang akan berasal dari jumlah panggilan sebesar tiga miliar menit per tahun. Komposisi panggilan adalah 70%keluar negeri dan 30% panggilan dari luar negeri.



( rou / fyk )

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

Post a Comment