Jakarta - Pentagon mendadak kalang kabut. Perusahaan Lockheed Martin, pemasok jet tempur dan alutsista nomor wahid untuk pemerintah Amerika Serikat (AS), diketahui mengalami 'insiden cyber' yang belum bisa dijelaskan. Pemerintah AS khawatir ada data rahasia yang dibobol.
Departemen Keamanan Dalam Negeri seperti dilansir Reuters, Minggu (29/5/2011) menyebutkan Departemen Pertahanan telah menawarkan bantuan untuk membantu mengatasi, "Insiden cyber yang menimpa Lockheed Martin Corporation (LMCO)".
"Pemerintah AS juga menawarkan bantuan untuk menganalisa data yang tersedia dalam rangka menyiapkan rekomendasi untuk memitigasi risiko lebih buruk," kata pejabat Keamanan Dalam Negeri Chris Ortman.
Meski demikian, Pentagon tidak menjelaskan data apa, kalau itu memang ada, yang dicuri oleh hacker. Namun, Lockheed Martin selaku produsen alutsista, diduga memiliki data-data senjata tempur yang masih dalam pengembangan dan juga teknologi yang digunakan tentara AS di Irak dan Afghanistan.
Seorang sumber kepada Reuters mengatakan, pembobol data berhasil masuk ke jaringan Lockheed Martin dan sejumlah kontraktor alutsista AS lainnya. Mereka membobol sistem keamanan dengan menduplikasi kunci elektronik.
Lockheed Martin tidak mau berkomentar apapun. Departemen Pertahanan AS juga sempat bungkam. Yang jelas, pejabat AS bisa dilibatkan dalam investigasi jika ada permintaan dari Lockheed Martin. Departemen Keamanan Dalam Negeri bisa langsung mengirimkan tim untuk menganalisa sistem yang terinfeksi, mengembangkan strategi mitigasi dan memberikan rekomendasi untuk memperbaiki keamanan jaringan.
( fay / rns )
0 komentar:
Post a Comment