Jakarta - Pemerintah memang belum menetapkan jatah yang diharuskan untuk Tingkat Kandungan Lokal dalam Negeri (TKDN) dalam penggelaran jaringan 4G berbasis teknologi Long Term Evolution (LTE). Namun dipastikan, nilainya tak akan jauh berbeda dengan kewajiban TKDN sebelumnya. Menurut Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi, Indonesia telah terlalu lama menjadi bangsa yang konsumtif di sektor telekomunikasi. "Bangsa ini terlalu lama menjadi bangsa yang konsumtif untuk produk telekomunikasi, sehingga diharapkan dengan adanya LTE kita bisa mengembangkan industri lokal baik pengembangan chip maupun konten," kata dia di sela seremoni uji coba LTE di Wisma Ericsson, Jakarta, Selasa (14/12/2010). Heru menuturkan, kewajiban untuk menyisihkan sebagian besar belanja modal (capital expenditure/capex) operator untuk TKDN telah dimulai sejak lisensi 3G dikeluarkan pada 2007 lalu. "Kami memang belum menetapkan besarannya. Namun sejak 3G, 30 persen capex sudah mulai diwajibkan untuk TKDN produk lokal. Tampaknya kita akan konsisten menerapkan regulasi itu," kata dia. Pengamat telekomunikasi Gunawan Wibisono menilai, dengan belanja modal capex telekomunikasi yang setiap tahunnya bisa menyentuh Rp 100 triliun, pendapatan yang diterima oleh industri lokal tidak lebih dari 3%. Nilai itu dianggap terlalu kecil. "Kita selalu terlambat dalam teknologi. Akhirnya terpaksa pakai asing lagi. Satu-satunya peluang, pengembang lokal harus mampu manfaatkan peluang berkiprah di dunia broadband. Namun, berkenankah Ericsson (dan vendor lainya) membagi kue pada industri lokal?" kata akademisi dari Universitas Indonesia itu. Presiden Direktur Ericsson Indonesia, Mats Ottersredt, mengklaim telah coba menumbuhkan industri lokal dengan menggandeng akademisi dan para pengembang konten. "Kami selalu mendorong dan mengedukasi mereka untuk menciptakan konten yang bagus agar industri ini juga dinikmati oleh lokal. Namun kami hanya bisa mendukung mereka dari sisi konten saja, kalau dari sisi teknologi, itu masih area kami," tandas dia.
( rou / ash )
0 komentar:
Post a Comment