Jakarta - Sejumlah operator yang menjadi mitra Research in Motion (RIM) dalam penyelenggaraan layanan BlackBerry di Indonesia justru mendukung langkah penyensoran yang diminta oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Seperti diketahui, Menteri Kominfo Tifatul Sembiring sebelumnya telah mengultimatum RIM agar menutup segala akses konten pornogafi di BlackBerry. Jika permintaan itu tak dipenuhi hingga tanggal 17 Januari, maka layanan BlackBerry terancam ditutup total. "Kami akan meminta enam operator yang menjadi mitra RIM untuk menutup layanan BlackBerry di Indonesia," begitu katanya usai melantik pejabat eselon satu di kantor Kementerian Kominfo, akhir pekan ini. Tifatul menegaskan bahwa ancaman yang ditujukan kepada RIM bukan gertak sambal belaka. Namun karena berpegang teguh pada UU No. 14/2008 pasal 17 tentang pencegahan penyebaran pornografi. "Kita bukan sedang bernegosiasi, kalau RIM tidak memenuhi aturan dan UU RI, enough is enough ," tulis menteri dalam akun twitter-nya, @tifsembiring. RIM yang mendapat ancaman justru belum juga buka suara sampai detik ini. Konsultan humasnya di Indonesia berpendapat bahwa yang harusnya mengomentari masalah ini adalah perwakilan dari RIM pusat di Kanada. "Levelnya (CEO) Mike Lazaridis atau (Co-CEO) Jim Balsillie." BlackBerry sendiri di Indonesia diselenggarakan oleh RIM melalui kemitraan dengan enam operator, yakni Indosat, Telkomsel, XL Axiata, Natrindo Telepon Seluler, Hutchison CP Telecom, dan Smart Telecom. Diperkirakan jumlah pengguna BlackBerry yang terdaftar hingga saat ini mencapai lebih dari 2,5 juta pelanggan. Mayoritas berasal dari Telkomsel (960 ribu), XL (750 ribu), dan Indosat (750 ribu). Meski ketiga operator itu memiliki jumlah pelanggan BlackBerry yang terbesar, namun ketiganya justru mendukung langkah pemerintah dalam mengultimatum RIM. "Seharusnya (BlackBerry) tidak sampai tutup. Ini masalah pornografi, aturannya jelas. RIM harusnya mematuhi aturan Indonesia mengenai masalah ini dan melakukan blocking ," kata Direktur Commerce XL Joy Wahyudi kepada detikINET , Minggu (9/1/2011). Pendapat serupa disampaikan oleh perwakilan Indosat. "Masalah blocking konten di BlackBerry tentunya mengikuti peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia," kata Teguh Prasetya, Group Head VAS Brand Marketing Indosat. "Oleh sebab itu, kita harus bekerja sama dengan RIM khususnya untuk layanan BIS (BlackBerry Internet Service) yang server layanannya berada di Kanada agar bisa menerapkan filtering tersebut," lanjutnya. Meski demikian, Teguh berharap batasan waktu 17 Januari yang diminta pemerintah masih bisa dinegosiasikan. "Tentang batas waktu yang ditetapkan, tentunya operator menunggu konfirmasi dari RIM terhadap rencana implementasi tersebut. Operator akan terus mempersiapkan pelaksanaannya bersama dengan RIM dan pemerintah tentunya," kata dia. Saat ditemui sebelumnya, Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno sempat terkejut saat BlackBerry diultimatum oleh Kominfo. Ada sedikit kekhawatiran kalau BlackBerry benar-benar ditutup, akan menggerus pendapatan. "Kita ini kan punya 960 ribu pelanggan BlackBerry, terbanyak dibandingkan operator lain. Tapi kalau Kominfo sudah memerintahkan demikian, ya kita lihat saja bagaimana nanti," kata Sarwoto saat itu.
( rou / rou )
0 komentar:
Post a Comment